Selasa, 26 Juli 2016

(TUGAS KE-4 SOFTSKILL)-Analisis Jurnal Komputasi Paralel


Analisis Sistem Virtual Cluster Pada Komputasi Paralel Menggunakan Layanan IAAS

Diah Ayu Retnani W , Erick Irawadi Alwi Program studi sistem informasi Universitas Jember, Jln. Kalimantan 37 Kampus Bumi Tegalboto Jember, Jawa Timur 68121 Indonesia Program studi Teknik Informatika Universitas Muslim Indonesia, Jln. Urip Sumohardjo KM.05 Makassar 90231 Indonesia diah.retnaniw@gmail.com, erickirawadimti15@gmail.com


A. KONSEP KOMPUTASI PARAREL


Parallel Computing merupakan penyatuan beberapa komputer atau server menjadi satu kesatuan sehingga dapat mengerjakan proses secara bersamaan ataupun secara simultan. Parallel computing membuat program maupun proses berjalan lebih cepat karena semakin banyak CPU yang digunakan.




B. DESKRIPSI KOMPUTASI PARAREL


Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan
dengan memanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya
diperlukan saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar (di industri keuangan, bioinformatika, dll) ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak. Kasus kedua umum ditemui di kalkulasi numerik untuk menyelesaikan persamaan matematis di bidang fisika (fisika komputasi), kimia (kimia komputasi) dll.
Konsep keparalelan itu sendiri dapat ditinjau dari aspek design mesin paralel,
perkembangan bahasa pemrograman paralel atau dari aspek pembangunan dan analisis algoritma paralel. Algoritma paralel itu sendiri lebih banyak difokuskan kepada algoritma untuk menyelesaikan masalah numerik, karena masalah numerik merupakan salah satu masalah yang memerlukan kecepatan komputasi yang sangat tinggi.


C. PROSES PENDISTRIBUSIAN KOMPUTASI PARAREL


Jurnal ini menggunakan sistem kinerja komputasi paralel dipengaruhi oleh teknik pemrograman, arsitektur, atau keduanya. Parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja sistem paralel pada penelitian ini, diantaranya adalah waktu total eksekusi, speed-up dan efisiensi. Waktu eksekusi dapat diartikan sebagai waktu berlangsungnya (running) program paralel pada arsitektur komputer paralel yang dituju. Waktu eksekusi sekuensial didefinisikan sebagai waktu running algoritma yang sama yang dieksekusi oleh satu prosesor. Selain waktu eksekusi, kinerja komputasi paralel juga diukur dengan membandingkan waktu proses algoritma paralel dengan waktu proses sekuensial, dengan mendefinisikan ts dan tp sebagai waktu proses algoritma paralel pada prosesor tunggal dan p prosesor.


D. ARSITEKTUR KOMPUTASINYA 


Arsitektur komputasi pada jurnal ini untuk membandingkan waktu proses algoritma paralel dengan waktu proses sekuensial, dengan mendefinisikan ts dan tp sebagai waktu proses algoritma paralel pada prosesor tunggal dan p prosesor, maka speed-up dapat dirumuskan sebagai berikut pada persamaan 2.3: p s p t t S (1) dimana :

    Sp adalah peningkatan kecepatan jika menggunakan multiprosesor
    ts sebagai waktu proses menggunakan sistem prosesor tunggal (dengan algoritma sekuensial terbaik)
    tp sebagai waktu proses untuk menyelesaikan problem yang sama menggunakan multiprosesor.

Speed-up pada satu prosesor adalah sama dengan satu, dan speedup pada p prosesor idealnya adalah p atau bernilai 1 ≤ Sp ≤ p. Secara ideal speed-up meningkat sebanding dengan bertambahnya jumlah prosesor. Dalam beberapa kasus dapat terjadi superlinear speedup (Sp > p), hal ini disebabkan oleh fitur unik dari arsitektur paralel, misalnya ukuran cache yang lebih besar pada lingkup pemrograman paralel dibandingkan dengan ukuran cache pada lingkup pemrograman sekuensial [3,4]. Efisiensi merupakan suatu ukuran kinerja yang sangat erat hubungannya dengan speedup. Secara matematis efisiensi dinyatakan dengan

11.JPG
dengan kisaran nilai antara (1/p) ≤ E ≤ 1 efisiensi akan menurun jika jumlah prosesor meningkat. Nilai speed-up dan efisiensi yang tidak ideal ini dikarenakan adanya overhead pada sistem paralel, Hal ini berlaku untuk semua sistem paralel, dan gejala saturasi dari speedup dan efisiensi ini mengikuti Hukum Amdahl [1].


E. JARINGAN DAN PROGRAM YANG DIGUNAKAN


Pada jurnal ini memiliki sebuah jaringan yang digunakan dan program yang digunakan dalam pembuatan cluster virtual. Penggunaan SSH digunakan sebagai perantara komunikasi yang berbentuk shell antar node. SSH memfasilitasi agar master node dapat melakukan eksekusi pada slave node secara remote. Konfigurasi SSH dengan cara generate rsh keygen membuat master node dapat melakukan otentikasi ketika akan melakukan akses pada slave node. Pada implementasinya, master node melakukan generate public key yang merupakan angka acak. Public key ini kemudian akan dikirimkan ke dalam folder SSH pada slave node kemudian diubah menjadi authorized key. Ketika master node akan melakukan koneksi SSH pada slave node, SSH pada slave node akan memeriksa apakah komputer yang akan mengakses tersebut telah terdaftar dalam authorized keys slave node. Master node dapat melakukan akses ke seluruh slave yang terdapat di dalam daftar tanpa harus memasukkan password slave node terlebih dahulu. Konfigurasi SSH disemua slave node, terlebih dahulu membuat directory dengan perintah .ssh sebagai tempat untuk file authorized_keys.


12.JPG


Anggota Kelompok :

    DHEJIE ASHRIANI OCTAVIANTI
    FITRIA PUSPASARI
    HANIK DWI NURLAILI
    IKA NURJANAH
    KHUSNUL KHOTIMAH

Minggu, 05 Juni 2016

Pengantar Komputasi Modern# [Tugas Softskill Analisis Jurnal]

*Pengertian Quantum Computing

            Merupakan alat hitung yang menggunakanx mekanika kuantum seperti superposisi dan keterkaitan, yang digunakan untuk peng-operasi-an data. Perhitungan jumlah data pada komputasi klasik dihitung dengan bit, sedangkan perhitungan jumlah data pada komputer kuantum dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data, dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum.

Sejarah singkat
·         Pada tahun 1970-an pencetusan atau ide tentang komputer kuantum pertama kali muncul oleh para fisikawan dan ilmuwan komputer, seperti Charles H. Bennett dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari University of Oxford, dan Richard P. Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).

·         Feynman dari California Institute of Technology yang pertama kali mengajukan dan menunjukkan model bahwa sebuah sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan komputasi. Feynman juga menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum. 

·         Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah komputer kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika, secara prinsipil, dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian, komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.

·         Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan masalah faktorisasi dalam teori bilangan.

·         Sampai saat ini, riset dan eksperimen pada bidang komputer kuantum masih terus dilakukan di seluruh dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memilki kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digit bilangan. Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika Serikat, menggunakan NMR (Nuclear Magnetic R`Esonance).


*HASIL EKSPERIMEN
Entanglement merupakan suatu keterkaitan yang secara meluas diyakini sebagai pusat dari komputer kuantum. Dengan adanya Entanglement memberikan keuntungan dan lebih mudah digunakan dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan yang tepat daripada kompouter klasik. Namun, komputasi kuantum deterministic dengan satu qubit murni (DQC1) dapat banyak menghasilkan jumlah marjinal belitan.
Adapun kekurangan dari eksperimen Entanglement ini yaitu tidak dapat menggunakan sembarang algortima. Pada eksperimen ini menerapkan kasus orde pertama dari algoritma DQC1 kunsi dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan. Pada pengujian ini, sementara dihasilkan bahwa jika tidak adanya algoritma maka tidak akan menimbulkan korelasi non klasik. Hasil dari pengujian ini didapatkan bahwa perbedaan yang terjadi dapat menggantikan entanglement sebagai sumber daya intensif daripada komputasi kuantum universal dan implementasi pengujian ini pada arsitektur skala yang lebih difokuskan pada model sebagai tujuan jangka pendek yang praktis.

*PEMBAHASAN SINGKAT JURNAL
Entanglement secara luas diyakini terletak pada keuntungan yang ditawarkan oleh sebuah komputer kuantum. Ini didukung oleh penemuan bahwa negara komputer kuantum harus menghasilkan sejumlah besar keterikatan untuk menawarkan kecepatan apapun di atas komputer klasik. Meskipun model ini tidak dapat mengimplementasikan algoritma secara efisien namun dapat memecahkan berbagai masalah penting yang signifikan bagi komunitas ilmiah. Di sini kita eksperimental menerapkan kasus orde pertama dari algoritma DQC1 kunci dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan. Hasil kami menunjukkan bahwa sementara tidak ada keterikatan algoritma tidak menimbulkan korelasi non-klasik lainnya, yang kita mengukur menggunakan perselisihan-kuantum ukuran kuat korelasi non klasik yang mencakup keterikatan sebagai subset. hasil kami menunjukkan bahwa perselisihan bisa menggantikan keterikatan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk kuantum komputasi kecepatan-up. Selanjutnya, DQC1 jauh lebih sumber daya intensif daripada komputasi kuantum universal dan implementasi kami di arsitektur scalable mengarah pada model sebagai tujuan jangka pendek yang praktis.
Metode
Foton yang dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal. Foton disaring oleh  filter antar ference di 820 ± 1.5nm; dikumpulkan menjadi dua serat optik single-mode; disuntikkan ke mode-ruang bebas c dan r, dideteksi menggunakan serat-coupled foton tunggal menghitung modul (D1-D2). Cnot yang dibutuhkan diimplementasikan menggunakan teknik standar yang melibatkan gangguan non-klasik pada beamsplitter sebagian polarisasi dan pengukuran proyektif [25, 26, 27]. Untuk meningkatkan tingkat count, kita mencapai keseimbangan yang benar dengan pre-biasing negara c masukan [25, 26, 27]. Probabilitas keberhasilan algoritma adalah 1/12. Interferometer quired ulang menggunakan pasangan kalsit balok displacer [28].


Setiap qubit berjalan melalui polarisasi interferometer. Perbedaan jalan yang lebih besar dari foton koherensi hasil panjang dalam sepenuhnya decohered-yaitu, qubit sepenuhnya campuran-fotonik. Kami mengubah jalur berbeda- ence dengan memutar satu kalsit balok displacer dari sepasang sekitar sumbu tegak lurus terhadap bidang didefinisikan oleh dua jalur.
Semua bar error dihitung melalui foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh statistik poissonian. Kami menggunakan definisi standar untuk perhitungan χ2 berkurang, memungkinkan untuk tiga derajat kebebasan (dalam implementasi kami kedua bagian real dan imajiner dari jejak adalah fungsi trigonometri sederhana didefinisikan oleh amplitudo, frekuensi dan phase, Eqn. 3).

*ANALISIS KELEBIHAN & KEKURANGAN JURNAL LUAR DENGAN JURNAL BIASA

JURNAL LUAR
kelebihan:
  • Penggunaan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional pun membuat jurnal luar lebih mudah untuk di telaah, karena memungkinkan penelaah berasal dari banyak Negara.
  • Abstrak lebih jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut
  • Prosedur penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami.
  • kesimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas

Kekurangan:
  • Tidak mencantumkan kata kunci

JURNAL BIASA
kelebihan: cukup jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan.
Kekurangan:
  • Tidak ditulis dalam salah satu bahasa resmi perserikatan bangsa bangsa (PBB), seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Arab, dan Cina.
  • Jurnal-jurnal ilmiaih yang terdapat di Indonesia masih memiliki kendala yang dihadapi`terutama di kualitas dan pembiayaan penelitiannya.

*HUBUNGAN JURNAL DENGAN KOMPUTER KUANTUM
Quantum Computer atau Komputer Kuantum memanfaatkan fenomena ‘aneh’ yang disebut sebagai superposisi. Dalam mekanika kuantum, suatu partikel bisa berada dalam dua keadaan sekaligus. Inilah yang disebut keadaan superposisi. Dalam komputer kuantum, selain 0 dan 1 dikenal pula superposisi dari keduanya. Ini berarti keadaannya bisa berupa 0 dan 1, bukan hanya 0 atau 1 seperti di komputer digital biasa. Komputer kuantum tidak menggunakan Bits tetapi QUBITS (Quantum Bits). Karena kemampuannya untuk berada di bermacam keadaan (multiple states), komputer kuantum memiliki potensi untuk melaksanakan berbagai perhitungan secara simultan sehingga jauh lebih cepat dari komputer digital. Komputer kuantum menggunakan partikel yang bisa berada dalam dua keadaan sekaligus, misalnya atomatom yang pada saat yang sama berada dalam keadaan tereksitasi dan tidak tereksitasi, atau foton (partikel cahaya) yang berada di dua tempat berbeda pada saat bersamaan. Pada jurnal Experimental quantum computing without entanglement menggunakan metode yang sama atau kebanyakan orang pakai di komputer kuantum yaitu foton. Metode foton yang digunakan dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.

*KESIMPULAN
1. Entanglement merupakan suatu keterkaitan yang secara meluas diyakini sebagai pusat dari komputer kuantum. Dengan adanya Entanglement memberikan keuntungan dan lebih mudah digunakan dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan yang tepat daripada kompouter klasik.
2. Metode yang digunakan adalah Foton yang dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.
3. Semua bar error dihitung melalui foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh statistik poissonian.

Anggota Kelompok
1.    DHEJIE ASHRIANI OCTAVIANT 
2.    FITRIA PUSPASARI
3.    HANIK DWI NURLAILI
4.    IKA NURJANAH
5.    KHUSNUL KHOTIMAH


Jumat, 29 April 2016

Tugas Softskill 2

I.    KOMPUTASI CLOUD
Komputasi Cloud 
Gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing. Suatu konsep umum tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas mencakup SaaS, Web 2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Komputasi Grid 
Penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar.
Grid dan Virtualisasi
Dalam hardware virtualization, perangkat lunak bekerja membentuk sebuah virtual machine yang bertindak seolah-olah seperti sebuah komputer asli dengan sebuah sistem operasi terinstall di dalamnya.
a.    Jenis-Jenis Virtualisasi :
Istilah virtualisasi perangkat-keras mengacu kepada upaya menciptakan mesin virtual yang bekerja layaknya sebuah komputer lengkap dengan sistem operasi. Jenis virtualisasi perangkat-keras meliputi:
•    Para-virtualisasi: Perangkat keras tidak disimulasikan tetapi perangkat-lunak tamu berjalan dalam domainnya sendiri seolah-olah dalam sistem yang berbeda. Dalam hal ini perangkat-lunak tamu perlu disesuaikan untuk dapat berjalan.
•    Virtualisasi sebagian: Tidak semua aspek lingkungan disimulasikan tidak semua perangkat-lunak dapat langsung berjalan, beberapa perlu disesuaikan untuk dapat berjalan dalam lingkungan virtual ini.
•    Virtualisasi penuh: Hampir menyerupai mesin asli dan mampu menjalankan perangkat lunak tanpa perlu diubah.
b.    Virtualisasi Desktop
Virtualisasi Desktop merupakan hasil teknologi dengan konsep Virtual Desktop Infrastructure (VDI) yang sedang berkembang. Dimana desktop adalah komputer kerja juga bisa disebut komputer meja yang dipakai untuk kerja sehari–hari dalam satu lokasi bisa di rumah maupun di kantor.
Kelebihan Virtualisasi Dekstop :
•    Membangun atau provisioning desktop baru secara sistem operasi lebih mudah
•    Penyerdehanaan sistem operasi dan aplikasi
•    Mengurangi downtime apabila kegagalan hardware dan proses migrasi data
•    Mobile akses dengan data terpusat
•    Dari pengguna bisa menggunakan platform apapun karena yang dibutuhkan adalah fungsi remote saja.
Kekurangan Virtualisasi adalah:
•    Potensi risiko keamanan jaringan tidak dikelola dengan baik
•    Kesulitan aplikasi kompleks (seperti multimedia)
•    Downtime jaringan akan berakibat fatal dan berdampak ke semua user atau pengguna
•    Ketergantungan konektivitas jaringan publik

II.    DATABASE
Pada jurnal yang berjudul  “Sistem Deteksi Gempa Bumi Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel” tidak terdapat database SQL melainkan menggunakan sistem pemantauan gempa bumi yang berbasis jaringan sensor nirkabel, yakni memakai sistem operasi TinyOS dengan bahasa pemrograman NesC.
TinyOS merupakan sistem operasi open-source yang didesain khusus untuk jaringan sensor nirkabel. TinyOS memiliki arsitektur berbasis komponen yang mendukung adanya inovasi dan implementasi jaringan sensor nirkabel dengan meminimalisasi ukuran kode yand dibutuhkan sebagaimana karakteristik jaringan sensor yang memiliki sedikit memori. Komponen librari TinyOS terdiri dari protokol jaringan, layanan distribusi sensor, driver sensor, dan software pengamatan data sensor yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring jaringan sensor.
Tidak seperti sistem operasi seperti pada umumnya, tinyOS merupakan sebuah perangkat lunak dalam bentuk kerangka kerja yang digunakan untuk sistem yang saling terikat (embedded system) dan untuk mengatur komponen untuk membangun aplikasi jaringan sensor nirkabel. TinyOS didesain untuk tidak memiliki file-system, hanya mendukung alokasi memori statik, mengimplementasikan pemodelan fungsi sederhana, serta menyediakan perangkat dan abstraksi jaringan yang minimal.

III.    SISI KEAMANAN INFRASTUKTUR 
Sistem keamanan infrastruktur yang digunakan pada jurnal yang berjudul  “Sistem Deteksi Gempa Bumi Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel” berpacu pada perancangan topologi sistem. Perancangan topologi sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan topologi star, yang berarti  membatasi transmisi menjadi hubungan tunggal antara sensor dan controller. Jadi pada masing-masing sensor yang secara langsung telah terhubung dan akan mengirimkan informasi yang telah dikumpulkan menuju gateway. Pada topologi star ini, memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan topologi lainnya, kelebihannya antara lain: unjuk kerja yang lebih baik, tahan terhadap kondisi traffic yang sibuk, serta memiliki tingkat keamanan data yang cukup tinggi. 
Kemudian keamanan dari segi hardware pada jurnal ini yaitu dengan menggunakan Gateway. Gateway disini berfungsi untuk menghubungkan paket data dari jaringan sensor menuju server (tipe MIB 600) dengan koneksi ekspansi 51- pin dengan interface EPRB (Ethernet Programming Board). Sementara keamanan Sensor yang digunakan dalam tugas akhir ini ialah sensor dengan platform Micaz yang diproduksi oleh Crossbow Technology. Sensor bekerja pada frekuensi 2.4 Ghz dengan sumber energy dua buah batrai ukuran AA dengan kapasitas 1.5 Volt. Daya maksimal yang dihasilkan adalah 0 dBm atau 1 mWatt. Sensorboard yang digunakan adalah MTS420, yang memiliki sensor accelerometer dengan sumbu biaxial, yaitu membaca pergerakan dua arah (X dan Y), untuk mendeteksi getaran ayng terjadi

IV.    Jaringan dan Layanan
Jaringan
Jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network) merupakan suatu sensor pintar (smart sensor) yang dimana pada masing-masing titik sensornya memiliki kemampuan untuk merasakan keadaan sekitarnya (sensing), serta memproses data yang diperoleh dan berkomunikasi , akan tetapi dikembangkan dalam skala yang besar serta dapat dihubungkan satu sama lain. Sehingga dapat melakukan suatu fungsi pengawasan (monitoring) secara terus menerus (real time) terhadap suatu lingkungan yang akan di sensing oleh jaringan sensor nirkabel tersebut secara kolektif. 
Fokus penelitian lebih kepada protokol routing, karena adanya perbedaan yang mendasar antara jaringan biasa dibandingkan dengan jaringan sensor (baik arsitekrur jaringan maupunaplikasi). 

Topologi yang digunakan dalam mendeteksi kejadian gempa bumi ialah topologi star. Artinya topologi yang digunakan dalam tugas akhir ini membatasi transmisi menjadi hubungan tunggal, antara sensor dengan pengaturnya (controller), jadi pada masing-masing sensor yang secara langsung telah terhubung dan akan mengirimkan informasi yang telah dikumpulkan menuju gateway.

Topologi Jaringan Sensor Nirkabel.

Layanan
Jaringan sensor nirkabel sesuai apabila digunakan sebagai sistem pemantauan bencana alam dalam hal ini gempa bumi. Dalam pembacaan gempa bumi, jaringan sensor nirkabel dirancang agar dapat membaca PGA (Peak Ground Acceleration) pada permukaan tanah yang lunak maupun permukaan tanah yang solid.



Anggota Kelompok
1.    DHEJIE ASHRIANI OCTAVIANT 
2.    FITRIA PUSPASARI
3.    HANIK DWI NURLAILI
4.    IKA NURJANAH
5.    KHUSNUL KHOTIMAH

Minggu, 20 Maret 2016

Pengantar Komputasi Modern# [Tugas Softskill Analisis Jurnal Geografi]

Judul : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Oleh : Agus Muliantara, Universitas Udayana


Abstrak :
Sistem Informasi Geografis memiliki keakuratan sistem pemetaan, Dengan integrasi antara data tabular dan data spasial, diharapkan proses penetapan serta monitoring terhadap pajak bumi dan bangunan dapat makin dioptimalkan.
Penelitian ini menggunakan framework Microsoft .Net beserta mapX sebagai tool pemetaan yang nantinya akan digunakan dalam manajemen data objek pajak termasuk editing peta. Serta menggunakan IIS sebagai web server dan mapXtreem sebagai map server yang berfungsi sebagai penyedia informasi objek pajak kepada wajib pajak di internet.
Uji coba penetapan pajak dilaksanakan dengan menggunakan perbandingan pada data asli tahun 2000, 2001 untuk wilayah desa pentaih kecamata Denpasar Barat provinsi Bali dengan tujuan untuk melakukan pemeriksanaan apakah sistem mampu memberikan nilai pajak yang sama.


Pendahuluan :
Penetapan pajak bumi dan bangunan yang dilakukan secara manual berangsur-angsur berkembang dengan menggunakan komputer. Perhitungan tidak dilakukan secara manual namun sudah dibantu dengan peralatan yang canggih. 
Terdapat metode untuk melaksanakan hal tersebut yaitu dengan menggunakan metode Hybrid. Dimana data tabular diintegrasikan dengan data peta/spasial.
Penelitian ini akan dititikberatkan pada pengembangan cara untuk membantu proses integrasi antara data yang sudah ada dengan pemetaan digital.


Metode :
Pemodelan sistem : Dengan melakukan studi literatur serta wawancara, didapatkan sistem prosedur penetapan pajak pada kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.


Identitas Pengguna : Pada kantor pelayanan PBB secara keseluruhan, nantinya akan terdapat 6 level pengguna yaitu : Administrator system, bagian pengolahan data dan informasi, bagian pendataan dan penilaian, bagian pembayaran, pengambil kepututsan, serta user biasa. 



Hasil dan Pembahasan :
Dibutuhkan sistem desktop untuk melakukan manipulasi data serta sistem web yang nntinya akan digunakan untuk melakukan proses pembayaran.

Versi client ditujukan untuk kemudahan wajib pajak dalam mengetahui informasi perpajakannya, kemudahan bagian pembayaran dalam melakukan transaksi pembayaran, serta meminimalkan kebutuhan hardware sistem.

Untuk desain data base dirancang dengan ERD (Entity Relationship Diagram), model data fisik serta tabel dan tipe data yang digunakan dalam sistem.
Untuk menjelaskan proses yang ada pada perangkat lunak ini akan digunakan penggambaran model menggunakan konsep Unified Modelling Languange (UML).


Kesimpulan :
·         Proses penilaian terhadap Objek pajak baik itu Objek Tanah maupun Objek bangunan dapat dilakukan lebih cepat karena menggunakan komputer sebagai alat bantu penghitungan.
·         Dengan menggunakan metode Hybrid, Sistem informasi Geografis ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan data tabular dan data spasial pada bidang pajak bumi dan bangunan.

Sumber :