Jumat, 20 Desember 2013

Ditengah Derasnya Hujan

Sekali lagi penyeselan itu datang.
Ya datang menghampiri dan menghantuiku.
Entah apa yang harus ku lakukan
Entah bagaimana caranya mengembalikan keadaaan ini semua.
Entah apa yang dulu membuat ku dengan enaknya seperti itu.
Sekali lagi aku hanya bisa menangis. 
Ya, menangis di tengah derasnya hujan.
Cuma itu yang kulakukan.
Dengan menangis di antara hujan, hanya satu yang  kupikirkan.
TAK AKAN ADA YANG TAHU!
Ya, takan ada yang tahu. 
Tapi, aku tau menangis itu tak kan pernah merubah keadaaan.
Menangis ya hanya menangis.
Sesuatu yang hanya mengeluarkan air mata. 
Bukan sebuah hal yang akan merubah suatu keadaan.
Tapi apa keadaan ini akan berubah seperti yg ku inginkan?
Tidak.
Sekeras apapun upaya ku untuk merubah semua ini.
Hal itu tak kan pernah bisa kembali.
Iya itu.
Nasi sudah menjadi bubur.
Apa yang bisa ku lakukan sekarang ?
Pasrah kah?
Pasrah untuk keadaan yang seperti ini?

Selasa, 17 Desember 2013

Entah..

Dia? Jawabannya cuma satu yaitu Entah.
Ya, Entah..
Semuanya berawal dari Entah kalau tentang dia.
Ya, Entah..
Entah sampai kapan aku harus menunggu.
Entah sampai kapan aku harus bertahan.
Entah sampai kapan kepastian itu tak ada.
Entah kapan kita dipertemukan kembali.
dan masih banyak Entah yg belum ku ucapkan disini.
Entah.
Cuma bisa itu yang ku ucapkan kali ini.
Cuma itu yang terfikirkan oleh ku saat ini.
Bagiku. Dia itu Entah.
Kenapa?
Ya, Entah.
Cuma dia, cuma dia satu-satunya orang yang bisa membuatku dengan
bangganya bercerita dengan ibuku.
Cuma Entah.
Tapi, Entah itu semakin lama semakin pudar dengan berjalannya waktu.
InsyaAllah.
Kalau memang namamu lah yang ada di Lauh Mahfudz,
Kita pasti akan dipertemukan kembali.
Entah itu kapan.
Entah itu dimana, tapi aku yakin.
Tulang rusuk tak kan pernah tertukar.
Ya. Tak kan pernah.



Di Sudut Kampus..

Disudut kampus. Ya, tepatnya di sudut kampus.
Disitu sering ku lihat wanita anggun itu berada.
Anggun, indah, dan enak di pandang.
Dia tak sendiri, dia sering bersama teman-temannya.
Setiap melewatinya, aku hanya bisa berkata Subhanallah.
Ya, Subhanallah.
Dengan hijabnya yg begitu Syar'i dan gamisnya yg anggun membuat ku iri, membuatku malu.
Ya, malu.
Membandingkan dandananku dengan mereka.
Dengan dandananku yg berhijab tapi masih cekak.
Dengan dandananku yg berhijab tapi masih seenak jidat.
Aku tahu, islam tak mengajarkan begitu.
Aku tahu pakaian yg baik itu seperti mereka.
Sering terbesit dalam hati.
Aku ingin sekali berpakaian seperti mereka, ingin sekali.
Tapi kenapa ? kenapa niat ini belum sepenuhnya ada di dalam diriku?
Tapi, aku ingin seperti mereka.
Ingin sekali..
Selalu terbesit dalam hati.
Suatu saat nanti, entah kapan. aku harus seperti mereka.
Harus memakai pakaian yang lebih syar'i.. InsyaAllah


Kesunyian Malam..

Kali ini dikesunyian malam.
Entah apa yang kupiirikan tantang hidupku ini.
Trus berlari sampai kapan tahu akan berhenti.
Terus mengejar sampai kapan tahu akan berakhir.
Sekali lagi aku terenung. terfikir akan semua hidup yang kujalani.
Untuk apa sebenarnya aku hidup? hanya untuk singgah kah?
Singgah sebelum bertemu dengan kehidupan yang sesungguhnya?
Apa hidup yang sesungguhnya itu? Akhirat kah?
Ya, Aku tahu. Akhirat..
Entah itu surga atau neraka, tapi aku yakin aku akan singgah ke neraka terlebih dahulu.
Kenapa? kenapa aku begitu yakin?
Dosa, dosa yang membuatku yakin.
Kembali teringat akan semua dosa yg pernah ku lakukan.
Allah begitu baik.
Dia selalu menutup rapat semua dosa yg pernah dilakukan hambaNya.
Ya Rabb andai waktu bisa kembali, mungkin tak kan pernah ku lakukan hal itu.
Aku yakin itu sungguh membuatMu sakit.
Aku yakin itu sungguh membuatMu kecewa.
Maafkan aku ya Rabb